Jumat, 16 September 2011

MEIOSIS

Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri pembelahan secara meiosis adalah:

§ Terjadi di sel kelamin

§ Jumlah sel anaknya 4

§ Jumlah kromosen 1/2 induknya

§ Pembelahan terjadi 2 kali

Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan. Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I , telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk.

MEIOSIS I `

1. Profase I

a. Leptoten

Kromatin menebal membentuk kromosom.

b. Zygoten

Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.

c. Pakiten

Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida dengan satu sentromer.

d. Diploten

Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog dan menjadi rapat.

e. Diakenesis

Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis s

aja,, yang dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen. nucleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.


2. Metafase 1

Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.


3. Anafase I

Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan me

narik belahan tetrad (diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda.


4. Telofase I

Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (siser cromatid) yang terhubung melalui sentromer.

MEIOSIS II

1. Profase II

a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.

e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan

2. Metafase II

Kromosom kebidang ekuator menggantung pada

serat gelendong melalui sentromernya

.

3. Anafase II


Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.

4. Telofase II

a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.
b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kem

bali.

Senin, 12 September 2011

PEMBUATAN SLIDE PREPARAT INVERTEBRATA

Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan pada saat pembuatan slide preparat, yaitu sebagai berikut :

1. Narkose

· Hewan uji dibius sampai mati, dapat dilakukan denganmenggunakan kloroform atau anastetika lain.

· Pembedahan dan pengambilan organ

· Buat irisan pada otot dibawah kulit abdomen hingga terlihat organ pada rongga abdomen

· Rongga dada (chest cavity) dapat dibuka dengan memotong tulang rusuk.

· Setelah itu dilakukan pengamatan

2. Section Organ

· Pemotongan organ

3. Fiksasi

· Merupakn proses peletkan organ pada larutan fiksatif

· Banyak larutan yang dapat digunakan untuk fiksasi,diantaranya adalah larutan FAA (Formaldehyde Acetic-acid Alcohol), dengan komposisi sebagai berikut: 50% atau 70% etilalkohol 90 cc, Asam asetat glacial 5 cc Formalin 40 % 5 cc. Setelah bahan dipotong kira-kira 0,5 cm segera dimasukkan ke dalam larutan FAA dengan perbandingan 1: 20 (bahan 1/20 volume FAA), tidak boleh lebih delapan potong didalam vial. Lama fiksasi dalam FAA bagi bahan yang kecil atau tipis minimum 12 jam sedangkan untuk bahan yang besar atau tebal 24jam.

4. Washing

· Pencucian fiksatif dalam jaringan

· Dilakukan dengan menggunakan alkohol 70%.

5. Dehidrasi

· Penghilangan air dari jaringan

· Dilkukan dengan menggunakan alkohol bertingkat

· Dehidrasi dapat dilakukan dengan campuran etilalkohol dan TBA dalam konsentrasi tertentu yangmasing-masing dinamai larutan Johansen I sampai V.

6. Clearing

· Dealkoholisasi dengan menggunakan clearing agent, yaitu xilol

7. Infiltrasi paraffin

· Organ dimasukkan kedalam parafin cair kemudian dimasukkan kedalam oven

· Toluol-parafin (1:1) – parafin I – parafin II – parafin III

8. Embedding

· Penanaman organ pada parafi

· Buat kotak keras yang agak tebal dengan ukuran kira-kira 5 X 2,5 X 2 cm- (panjang X lebar X tinggi), lalu isi dengan paraffin keras yang cair dalam vial tadi, kemudian sebelum paraffin membeku masukkan bahan. Atur bahan tersebut dalam kotak kertas dengan menggunakan jarum yang dipanaskan dengan lampu alcohol atau spritus dan beri label. Setelah paraffin membeku dan bahan tidak bergoyang, letakkan kotak kertas dalam air dingin. Biarkan permukaan paraffin membeku, kemudian tekanlah seluruh kotak kedalam air sampai paraffin membeku, atau dapat juga dimasukkan kedalam freezer sampai seluruh paraffin sama sekali membeku. Baru setelah itu paraffin dapat dikeluarkan dari kotaknya.

9. Sectioning

· Pengirisan dengan menggunakan mikrotom (rotary microtome) untuk menghasilkan irisan 4-6 μ

· Potong balok paraffin menjadi balok-balok kecil yang masing-masing mengandung sebuah bahan. Balokbalok paraffin itu ditempelkan pada balok kayu menurut arah sayatan yang dikehendaki. Penempelan dilakukan dengan mencairkan sebagian balok paraffin dengan jarum yang telah dipanasi, kemudian meletakkan balok paraffin pada kayu. Lakukan hal itu beberapa kali sehingga balok paraffin menempel dengan kuat pada balok kayu. Permukaan dari balok paraffin yang telah ditempelkan sebaiknya empat persegi atu bujur sangkar. Perhatikan bahwa sisi horizontal harus benar-benar sejajar. Bahan yang ada dalam balok paraffin disayat dengan mikrotom putar (rotary microtome). Sebelum dipotong balok yang telah ditempeli bahan dan pisau didinginkan dahulu dengan air dingin (kulkas), sehingga suhu paraffin sama dengan suhu pisau. Balok kayu yang telah ditempel dengan balok paraffin dipasang pada pemegang yang terdapat pada mikrotom. Aturlah tebal sayatan (biasanya antara 6-15 mikron) dengan memutar skrup pada sisi kanan mikrotom. Pasang pisau pada mikrotom. Pada waktu pemutar mikrotom dijalankan, bahan dalam paraffin yang telah diletakkan pada pemegang bergerak naik turun dan maju kedepan. Peganglah sayatan-sayatan paraffin yang berbentuk pita itu dengan kuas halus. Pita paraffin hasil sayatan disimpan pada kotak kartonatau baki preparat. Sebaiknya pemotongan dilakukandi ruangan ber-AC.

10. Affixing

· Penempelan irisan pada gelas objek

· Penempelan ini dapat menggunakan Mayer’s albumin atau gliserin albumin

Cara penempelan adalah sebagai berikut:

a. Teteskan larutan perekat pada kaca obyek sebesar tetesan kecil, gosok perekat tersebut sampai rata pada kaca obyek dengan ujung jari hingga membentuk lapisan tipis.

b. Teteskan larutan formalin diatas kaca obyek yang telah diberi perekat tadi. Letakkan sayatan diatasnya, dan letakkan kaca obyek tersebut diatas papan pemanas selama 30 menit. Usahakan agar sayatan paraffin merata pada permukaan kaca obyek. Amati dibawah mikroskop diseksi. Periksa apakah sayatan bahan telah rata benar.

c. Isaplah kelebihan larutan formalin yang terdapat pada sisi sayatan dengan kertas pengisap.

11. Deparafinasi

· Penghilangan parafin dengan menggunakan xilol

12. Staining

· Pewarnaan disesuaikan dengan macam, jenis atau metode yang sesuai

· Untuk mewarnai bahan yang telah ditempel tersebut adalah dengan cara merendamkan kaca obyek tersebut kedalam bejana pewaarna (bejana coplin), biasanya dibutuhkan bejana coplin tersebut kira-kira 12 buah, tergantung dengan pewarna yang kita pakai. Masing-masing bejana diberi label dengan nama zat yang berada didalamnya, demikian pula dengan tutupnya.

· Pewarnaan Safranin - Fast Green: Xilol 100 % 2 -5 menit Alkohol 100 % 2 -5 menit Alkohol 95 % 2 -5 menit Alkohol 70 % 2 -5 menit Safranin 1 % dalam Alkohol 70 % 12 jam – 1 malam Alkohol 95 % 2 -5 menit Fast green 0,1 % dalam Alkohol 95 % 5 – 15 detik Alkohol 100 % I 2 -5 menit Alkohol 100 % II 2 -5 menit Alkohol 100 % : Xilol 100 % 1: 1 2 – 5 menit Xilol I 2 – 5 menit Xilol I 2 – 5 menit

13. Mounting

· Mounting merupakan penutupan dengan menggunakan cover glass

14. Labelling

· Merupakan tahap pemberian label dari preparat yang kita buat. Hendaknya label memuat nama jaringan, tebal irisan, arah potongan, pewarnaan dan tanggal pembuatan